Mungkin.
Tapi lagi-lagi, balik ke diri sendiri deh.
---
Dulu jaman masih jadi anak bau kencur dan cupu di SMP, aku pernah pengen juga ngerasain those-bunch-of-things called relationship. Tapi nyatanya sampe sekarang, udah tahun ketiga di SMA, aku belum pernah terlibat sama yang begituan.
Thanks God. I'm proud of that :)
Naksir orang? pernah.
Falling in love? pernah.
Patah hati? eh, pernah lho
hahahaha
hahahaha
Mungkin aku yang terlalu idealis. Mungkin juga aku yang perfeksionis.
Atau mungkin aku yang nggak normal? hahaha, plis, nggak deh. Masih normal kok.
Apasih yang salah dengan "not yet into a relationship"?
Life is all about choices, and I choose to not fixing myself on any relationship with anyone, yet.
I said yet.
Yes, it is a not yet.
Yes, it is a not yet.
"If right now I know I would end this thing later, why would I start?
If I know I would not want to maintain this later, I should not even start for one."
It is such a waste. Human feeling is not worth for anything wasteful.
Kira-kira gini kalo diartiin,
Kalo sekarang aku tau, suatu saat di kemudian hari aku akan mengakhiri hubungan ini, kenapa memulai sekarang? Kalo aku tau aku nggak akan berusaha mempertahankan ini nanti, ya jangan memulai.
Muter-muter nggak sih kalimatnya?
--Kalo sekarang aku tau bakal putus, buat apa mulai?
--Kalo bahkan saat ini aku tau, kelak aku akan mencari orang lain yang lebih pas buat aku dan nggak akan berusaha mempertahankan yang sudah aku mulai, berarti aku nggak bener-bener berkomitmen -- aku pikir nggak perlu lah.
Menurutku itu namanya ngeremehin.
--Kalo sekarang aku tau bakal putus, buat apa mulai?
--Kalo bahkan saat ini aku tau, kelak aku akan mencari orang lain yang lebih pas buat aku dan nggak akan berusaha mempertahankan yang sudah aku mulai, berarti aku nggak bener-bener berkomitmen -- aku pikir nggak perlu lah.
Menurutku itu namanya ngeremehin.
Perasaan manusia itu nggak bisa diremehin, salah kalo disia-siain.
Kalo emang nggak pas, jangan maksa dipas-pasin, sampe nanti pun nggak akan pas.
Kalo belum nemu yang sesuai, tunggulah, memang belum masanya, kan?
Segalanya akan indah pada waktunya, I'm sure of that.
Asal berusaha yang terbaik, pasti nanti dapet yang terbaik juga, kan?
Aku punya Tuhan, dan aku percaya pada-Nya.
There is no reason for me to be hesitate.
Bersikap ambigu juga jangan. Be clear, tentukan batasannya.
Mau jadi temen aja, temen deket, sahabat, saudara, pacar, atau apa?
Jadi ambigu itu nggak jelas, cuma bikin bingung diri sendiri dan orang lain.
Capek untuk hal yang nggak perlu -- Yes exactly, sia-sia lagi.
Dengan begitu aku harap aku bisa berusaha menghargai perasaan orang lain.
Kalo bisa, bilang bisa. Kalo ngga bisa, atau belum bisa, jelaskan juga gimana keadaannya. Jangan ngasi harapan kosong, jangan jadi ambigu juga.
Jangan nyenengin sekarang, tapi nantinya bakal lebih sakit. Karena nantinya pasti sakit banget.
Aku harap suatu saat kalo aku berkomitmen, aku akan bisa menghargai komitmen sebagaimana mestinya dan nggak akan ngekhianatin komitmen itu.
Karena perasaan cinta itu sesuatu yang fitrah, yang pantas dan harus diperlakukan secara benar dan terhormat.
Yang nggak bener buat asal main-main, apalagi hanya untuk sekadar mengisi masa remaja.
Jadi menurutku, kalo ada orang bilang,
"Payah kalo SMA nggak pernah pacaran. Nggak laku, ya?
Aww, betapa sempitnya pandangan seperti itu.
I'm not being easy and cheap. I'm selective.
---------
Sekedar sharing aja nih.
Ini bukan hukum yang harus semua orang terapin, dan aku pun ngga bermaksud untuk bikin Dear Reader ngikutin ini juga.
Ini bener-bener prinsip diri sendiri, personal matter.
You may choose one for yourself, for your own life :)
agree, nadh...
ReplyDeletehmmm, trus, apa yang kamu lakukan saat fall in love? saat patah hati juga?
i'm curious..
Suka banget sama kata2 ini nad
ReplyDelete"Karena perasaan cinta itu sesuatu yang fitrah, yang pantas dan harus diperlakukan secara benar dan terhormat"
wooow (Y)
hayyu': hahahaha apa yaaaa?
ReplyDeleteaariiiin: yeaah thank you riin :)
tunggu saja saat dirimu dipertemukan dengan pangeranmu.
ReplyDelete