Saturday, June 19, 2010

Actually, It is EVERYWHERE

waktu terus berjalan, membawa serta kehidupan bagi yang hidup.
waktu berputar, maka kehidupan yang hidup turut berputar seirama.

disetiap satuan waktu yang dapat kita sebut,
entah detik, entah menit, jam, hari, bulan, tahun, dan sebut lah satuan waktu yang lain,
sadarkah apa artinya?
waktu yang tidak mengenal berhenti apalagi mundur, punya banyak arti, selama kita mau berpikir.

dari banyak arti itu, ada 1 arti yang menurutku penting untuk diresapi dan diingat.
Apa itu?

Artinya, disetiap waktu itulah nikmat Tuhan YME mengalir untuk kita.
Ya, semua bahagia dan suka, semua sedih dan duka itu dari-Nya.
Ya, SEMUANYA yang terjadi pada kita itu nikmat-Nya, limpahan-Nya untuk kita,
pemberian-Nya, kehendak-Nya, semuanya milik-Nya.

Bersyukurlah, karena kita diberi-Nya kesadaran, bahwa semua ini milik-Nya.
Nikmatilah nikmat karena mengetahui ini semua nikmat-Nya.

Monday, June 07, 2010

Membuat Jejak Hidup

Saya hidup. Iya, saya hidup. Saya masih bernapas, jantung saya masih berdetak, otak saya masih bekerja, bahkan saya masih menulis post ini. Saya hidup, tidak ada keraguan tentang itu.

Tapi, apakah saya benar-benar hidup - atau sekadar hidup?
Kalau saya benar-benar hidup, coba apa buktinya?

Terlintas di pikiran, detik jam hari bulan tahun saya yang udah lewat itu kemana aja yaa? Waktu berjalan terus kan, nggak pernah berhenti. Saya sudah 15 tahun. 15 tahun saya itu ke mana saja ya? Kok kayak ndak ada bekasnya? Hilang. Yang sudah lewat, ya lewat saja.
Saya merasa aneh. Tiba-tiba saya merasa berjalan di atas tisu, tisu yang sudah diinjak, sudah kotor, ya terbuang, hilang. Nggak ada bekasnya.
Tapi apa iya saya hidup di atas tisu? Tidak, saya hidup berpijak di bumi. Di tanah. Di ekonomi saya belajar, faktor produksi tanah itu sifatnya tetap, jumlahnya tetap dan tidak berubah. Kalau saya merasa hidup di tanah dan bukannya di tisu, harusnya ada bekas-bekas hidup saya di "tanah" kan? Kalau ada bekas hidup itu, nah itu bisa jadi bukti kalau saya benar-benar hidup. Tapi saya rasa saya belum punya bekas itu. Apakah saya benar-benar hidup?

Lalu saya berpikir, bagaimana caranya menciptakan bekas "pijakan" itu? Bagaimana caranya menciptakan jejak hidup saya, sebagai tanda saya benar-benar hidup?

Ulangan terakhir hari ini...

Hey, orang bilang kalo masa SMA itu masa yang paling indah. Iya nggak sih?
Hm…, kalo lagi seneng ya indah yaa.. kalo lagi sedih, masih bisa bilang indah?
Menurutku, semuanya balik lagi ke kita sendiri, mau dari mana dan bagaimana kita melihat, soalnya indah – tidak indah itu adjective, jadi sifatnya relatif tergantung masing-masing individu.

Hari ini hari terakhir ulangan kenaikan kelas buat kelas X di sekolahku. Tadi, di tengah-tengah ngerjain soal, tanpa sengaja aku ngeliat ke sekeliling kelas ujianku. Merhatiin ekspresi temen-temenku.

Yang muncul apa? Ekspresi serius, ngeliat soal sambil ngetuk-ngetuk pulpen, ngemut pulpen, bikin bunyi-bunyian lirih pake mulut, tingak-tinguk usaha cari jawaban sambil jaga-jaga dari pengawas, ekspresi dapet jawaban ( semacam ”aha!”), hahahahaha... Aku cuma bisa senyam senyum aja...

Lalu memoriku mekar, memutar kembali masa-masa lalu, mulai dari awal masuk SMA, masuk kelas X-7, hari-hari KBM, sibuk-sibuknya tugas, bosen capek seneng sedih sebel marah semangat kecewa dan banyak lagi yang pernah jadi kisah di kehidupan tahun pertamaku dan teman-temanku di SMA.

Kisah-kisah yang udah lewat itu, worth to remember kok… Ya mungkin nggak semuanya menyenangkan, tapi selalu ada yang bisa dikenang dan sangat “hidup”.

Masa lalu kita, kenangan kita, mau bagaimanapun dan seperti apapun, masa lalu kita ya itu, udah jelas nggak bisa diapa-apain lagi. Kalo mau agak religius, ya itu adalah bagian kisah hidup kita. Kalau kita percaya, Tuhan pasti selalu memberikan yang terbaik untuk hamba-Nya kan? Maka masa-masa yang udah lewat itu ya yang terbaik yang bisa kita punya, yang terbaik yang digariskan Tuhan untuk kita. Jangan ada sesal, karna kesalahan kita kemarin adalah pengingat kita supaya tidak salah lagi esok hari. Jangan segera puas diri, karna kebahagiaan yang sempat kita rasakan itu nggak abadi, kita harus tetep usaha bahkan usaha lebih keras lagi untuk bisa mendapatkan kebahagiaan lagi di masa datang.

Semuanya balik ke kita lagi kan, bagaimana kita mau bersikap dan melihat dunia.

Keep POSITIVE!

Kemarin

Kemarin aku ikut Seleksi Tahap II Pertukaran Pelajar Bina Antarbudaya Chapter Semarang. Jangan tanya gimana, aku pasrah. I guess I didn’t do well, I’m not expecting anything.

Selesai seleksi, aku sms ma soeur, kakakku. Intinya aku bilang kalo aku kecewa aku nggak memuaskan, bahwa aku pasrah dan don’t dare to hope for anything.

Merespon keluh kesah adiknya, kakakku membalas dengan kata-kata menyemangati.
”Allah do the best. So let’s hope for the best. .There’s always hope”
Aku membalas, “harusnya 'Allah does the best', mba. Kalo 'Allah do' berarti tidak Maha Esa”
Lalu si kakak membalas lagi

“Bagus bagus, kamu masih punya akal sehat.
Anyway, whatever the result, you still have ur life, ur fam, and another ways to reach the world. Makanya, pertahankan akal sehatmu itu nduk :D”

Ooh, so deep banget nggak sih kata-katanya? Sangat simpel dan mengena.
Thank you so much much much, nee-chan. I got better and began to breath better.