Thursday, April 22, 2010

Kelas Akselerasi dan Kelas Reguler: Beda banget, tapi sama bagusnya! Part I

Ini tanggapanku tentang dua kelas itu, sekadar menuangkan buah pikir saja.


Kelas Aksel dan regular, exactly, they are totally different. Indeed, aku yakin ngga ada yang menyangkal.

Dua tahun lalu hidupku berotasi di SMP N 1 Purwokerto dan kelas Akselku *Laskar Genta ~ Kelas Akselerasi Generasi Pertama*, tugas-tugasku yang ada sepanjang waktu, ulangan-ulanganku yang saking seringnya sampe kebiasaan dan hilang rasa “this is Exam!”, dan teman-teman Laskar Genta-ku juga guru-guruku.

Ceritanya panjang sampai akhirnya aku bisa jadi nomor presensi 14 di Kelas Akselerasi 1 tahun 2007. Ya, aku excited seneng bangga. Tapi aku juga sadar, banyak sekali tantangan di depanku, ya segalanya yang bakal aku hadapi untuk menyelesaikan pelajaran 3 tahun dalam 2 tahun saja. Siap-siap mengorbankan waktu main, belajar ekstra, dsb dsb dsb…

Awalnya penyesuaian dulu. Pertama-pertama aku agak kaget melihat dalam 1 hari tugasnya ini inu ino ine, besoknya dapet tugas apa api apu apo, besoknya ulangan itu besoknya ito besoknya iti. Kagetlah, jelas. Masa SD kan masih santai, tugas ga begitu banyak dan nggak macem-macem.

Ya sejak masuk aksel, akhirnya adaptasi deh. Setiap ada tugas cepet diselesain ( soalnya deadlinenya mepet juga), perhatian full ke pelajaran selama KBM - bener bener jarang ngobrol, believe me. Kami semua peduli dan serius ke pelajaran. Materinya cepet, sekali selesai dan lembaran ditutup, ngga akan dibuka lagi. Makanya kalo ketinggalan, beuh, susah ngejernya – need extra effort jelas. Dan satu lagi yang jelas, persaingan di Aksel itu ketat banget, yang mau jadi Top di aksel emang harus kerja keras dan itu nggak gampang. .

Hm, meskipun persaingannya ketat, biasanya (baca: Laskar Genta contohnya) anak aksel tu lengket sama temen-temen kelasnya, kompak, solid, dan sangat menyatu. Ya gimana enggak, kita suka duka bersama, berjuang bersama, dan sama-sama punya 1 kehidupan, ya kehidupan anak aksel, yang nggak bisa dirasain sama anak lain. Side-effectnya? Aku tau temen-temen se-SMPku, kakak kelasku, tapi aku nggak kenal mereka dan mereka nggak kenal kami. Bukan maksud mengeksklusifkan diri (percayalah, kami tidak suka di-eksklusifkan dan terlalu dibangga-banggakan di depan teman-teman reguler), tapi emang susah berbaur dan nyediain waktu untuk ngobrol dan saling mengenal sama temen-temen reguler. Akhirnya hidupku cuma berotasi seputar kelasku aja, nggak pernah jauh-jauh dari itu.

Maaf, aku nggak bisa menjelaskan detail tentang aksel, too much to tell soalnya. Suatu saat mungkin aku akan bikin posting khusus ngomongin aksel yang aku tahu. Mungkin, dan niatnya hanya sekedar berbagi.


Itu kehidupan Aksel-SMP-ku. Sekarang, aku hidup di kehidupan yang bener-bener beda sama 2 tahun itu. SMA di kelas reguler. Wah beneran beda, dan butuh waktu penyesuaian juga.

To be Continued ~~~~~

No comments:

Post a Comment

comments are well-welcomed, Dear Readers. Please do write some, thank you.