Setelah aku lulus SMP dan diterima di SMA Negeri 1 Purwokerto...
Aku seneng ~ akhirnya aku jadi anak biasa! Yay!!!!
Waktu sekolahku mau membuka kelas Aksel lagi, aku dengan tegas bilang ”Nggak mau! I’ve got enough.” I wanna taste a common life. Cukuplah aksel di SMP aja.
Aku bener-bener ngerasa bebas, kaya burung yang dilepas keluar dari sangkarnya. Akhirnya aku bisa mengejar harapan-harapanku di kehidupan sekolah. Aku pengen bisa ikut ekskul yang aku suka, aku bisa aktif organisasi, aku bisa bertemen dengan siapa aja, aku bisa kenal kakak kakak kelasku ~ pokoknya semua keinginanku yang nggak bisa terwujud dengan baik selama aku jadi Acceleran. Intinya aku pengen jadi : Anak Biasa, titik.
Tapi pertamanya ada masa adaptasi dulu, dan harus kuakui, aku agak sedikit lama beradaptasi (liat posting sebelumnya – Anata ga Daisuki, Paskibra!)
Yaa biasanya pelajarannya cepet, biasanya temen-temen kelasku full perhatian ke pelajaran dan nggak ngelakuin yang lain-lain, biasanya aku semangat ikut pelajaran, dan waktu itu aku berada di suasana yang bener-bener berbeda. Agak kaget juga, oh jadi gini ya kelas reguler...
Dulu di aksel tugas-tugasku selalu selesai on-time, ya kalopun telat pada akhirnya bisa aku selesaikan sendiri. Sekarang aku mengalami gradak-gruduknya minjem PR temen, nyalin PR bener-bener dari awal sampe akhir (which is something we never do or moreover, prohibited, in my class back then!), ngeliat dengan mata kepala sendiri tingkah nyontek ulangan temen-temenku (another PROHIBITED thing to do at my acc-class), ngerasain rasa males anak SMA untuk merhatiin pelajaran dan malah baca komik, ato nggambar, ato ndengerin musik, bahkan berani tidur di tengah-tengah pelajaran ( ga pernah ada sejarahnya di aksel!), dan banyak banyak banyak yang lain.
Juga ngerasain sibuknya di organisasi, ikut ekskul, senengnya main sama temen se-perkumpulan, susah payahnya ikut bikin acara untuk temen-temen di sekolah, dsb dsb dsb.
Intinya: ngerasain rasanya nggak terus-terusan mikirin pelajaran tugas ulangan dan sebangsanya. what an experience. seriously, being a regular student is another kind of business, something a lot different and has its own wonderful sides.
Dari cerita panjangku itu, sebenernya aku mau ngomong:
Kelas Aksel dan Kelas Reguler itu bener-bener beda. Masing-masing punya nilai plus dan minusnya masing-masing, tergantung dari mana kita memandang.
Di kelas Aksel bagusnya yaa banyak: iklim belajar yang bagus dan sehat, kompetisi yang ketat dan menantang semangat belajar, hubungan yang solid sama temen sekelas, fasilitas dan perhatian sekolah yang jelas ada buat kami, lulus cepet, dan banyaak plus plus yang lain. Tapi jangan salah, banyak juga keterbatasan di aksel. di aksel harus siap menghadapi tugas-tugas, yang percayalah, akan selalu ada, dan ulangan-ulangan yang berderet-deret. Nggak bisa main sebanyak temen-temen biasa, nggak bisa ikut eksis di sekolah lewat organisasi dan ekskul, dan mau ga mau menerima pujian dan cercaan sekaligus dari berbagai pihak (ya sok eksklusiflah, sombong lah, dsb). Tapi harus aku bilang : kehidupan Aksel SMPku wonderful dan I never regretted being an Acceleran. Masih banyak nikmat-nikmatnya di Aksel, trust me.
Tapi jadi anak reguler juga bukan berarti gampang, banyak tantangan yang dihadapi anak biasa yang nggak dirasain sama anak aksel. Jangan sangka persaingannya nggak ketat. Kalo males ya ketinggalan, harus tetep effort untuk keep up with lessons, karna pelajaran SMA tingkat kesulitannya lebih tinggi. Apalagi buat anak-anak yang aktif di organisasi, mereka punya masalah baru seperti membagi waktu main, organisasi, ekskul, dan tugas tugas juga ulangan. *Menurutku pada umumnya anak Aksel nggak sempet untuk aktif di organisasi, di SMP aja susah, apalagi aksel SMA yaa? Dan anak aksel sudah cukup lelah mikirin pelajaran shinkansen mereka~kilat!*
Iklim belajar kita di reguler jelas beda sama aksel semua anaknya sama-sama belajar keras dan bareng-bareng mengejar materi terus, jadi perbedaan prestasi dan nilai anak reguler sama anak aksel itu wajar sekali. Sangat wajar, karena banyak faktor yang melatarbelakangi. Dan anak aksel difasilitasi macem-macem, sip banget lah. Mule dari kelas bagus, guru-guru terbaik sekolah, everlasting perhatian dari guru dan sekolah, didukung psikolog khusus, dan fasilitas spesial lain.
Jadi anak reguler juga enak lho, aku ngerasain sendiri. Rasa enaknya di aksel dan di reguler itu ga bisa di samain, mereka dua hal yang berbeda. Dan ngga bisa ditimbang lebih berat mana kadar enaknya di aksel sama di reguler, karna keduanya enak, tapi tidak bisa dibandingkan. Ya itu tadi, mereka berbeda. Bisa dianalogikan dengan peru tanyaan "lebih enak mana jadi perempuan atau laki-laki?" nggak bisa dibandingin kan? karna mreka itu berbeda.
~ ~ ~ ~ ~ ~
Tanpa aku nulis posting ini pun aku yakin orang-orang tau kalo aksel dan reguler itu berbeda. Tapi niatku nulis posting ini adalah supaya orang nggak terlalu menggampangkan reguler, ato terlalu meninggikan aksel, karena keduanya bukan hal yang sama, masing-masing punya tantangan yang berbeda dan kenikmatan yang juga jelas beda ~ jadi nggak bisa digeneralisasikan, nggak bisa gitu aja dibanding-bandingkan.
Dua-duanya sama bagus kok, meskipun keduanya menawarkan ”kehidupan” yang berbeda, tapi dua-duanya tetep bisa dinikmati, dan hidup tetap bisa menyenangkan apapun yang dipilih.
Yang jelas sama di keduanya: Bertujuan untuk menciptakan penerus bangsa yang kompeten, yang bisa melanjutkan pembangunan bangsa!
SEMANGAT yaaaa, untuk semua pelajar Indonesia, di kelas biasa dan di kelas Aksel!
Live life, love life, and enjoy life!
Part II - end.
assalamu'alaikum,,
ReplyDeletebagaimana sih masuk dikelas aksel SMAN 1 Purwokerto?
wa'alaikum salaam. cara masuk kelas aksel di SMANSA pertama-tama daftar dulu (nanti kalo pendaftaraannya di buka, sekitar bulan mei mungkin), nanti setelah daftar akan ada serangkaian tes. info bisa dilihat di website SMANSA www.sma1purwokerto.sch.id
ReplyDelete