pengumumannya kapan sih. . . .
aku ikut seleksi pertukaran pelajar Bina Antarbudaya Chapter Semarang
ambil program 11 bulannya, dan sudah ikut 3 tahap seleksinya.
alhamdulillah lolos terus, dan sekarang tinggal nunggu pengumuman dari Bina Antarbudaya Pusat di Jakarta.
maaf bukan maksud bersombong hati
bukan maksud berbangga diri
aku cuma DEG DEGAN AJA!!!
Genaeeeeeh, lolos apa engga nih???
kapan-kapan aku edit deh post ini.
ato aku bikin post baru lebih detail.
lagi nggak mood nulis detail
saking nervousnyaaaaa....
segeralah
berikan kepastian
aku ngga tahan digantungin!
apa aku akan tetap di sini, di hidupku yang seperti ini
atau aku akan pergi ke suatu tempat asing, mulai lagi dengan episode baru, meninggalkan yang ini
katakan.
sehingga aku bisa menyesuaikan.
adapted. settled. adjusted.
tolong.
Ya Rabb, berikan yang terbaik dariMu Ya Rahmaaaan
Sunday, August 29, 2010
kangen
aku kangen kalian, Saudaraku.
sesak rasanya membayangkan tidak ada kalian
entah kalian yang tidak bersamaku
atau aku yang tidak bersama kalian
aku ngga mau sendirian
aku terlalu terbiasa dengan kehadiran kalian
salahkah?
maaf.
sakit.
memang jalan tidak selamanya mulus, Saudaraku.
kadang jatuh tersandung batuan, lecet
kadang menghantam aral, luka.
sakit.
tapi setiap luka kita bisa sembuh
karena kita dan semua tentang kita
memang ada bekasnya
karena itulah kita dewasa dan menjadi lebih baik lagi
esok, dan seterusnya
sesak rasanya membayangkan tidak ada kalian
entah kalian yang tidak bersamaku
atau aku yang tidak bersama kalian
aku ngga mau sendirian
aku terlalu terbiasa dengan kehadiran kalian
salahkah?
maaf.
sakit.
memang jalan tidak selamanya mulus, Saudaraku.
kadang jatuh tersandung batuan, lecet
kadang menghantam aral, luka.
sakit.
tapi setiap luka kita bisa sembuh
karena kita dan semua tentang kita
memang ada bekasnya
karena itulah kita dewasa dan menjadi lebih baik lagi
esok, dan seterusnya
Thursday, August 26, 2010
relationship? well . .
saya gadis remaja, 15 tahun, dan menikmati hidup ^^
kehidupan remaja punya banyak warna yaa. .
aku sendiri mencoba banyak warna untuk membuat hidup lebih berarti
satu yang lagi pengen aku omongin, merah jambu.
hahaha, percintaan, kisah mendayu biru remaja, dan pertautan hati.
belum , aku belum tau rasanya pacaran atau HTSan atau apalah sebutkan macam macam jenis hubungan.
tapi hey, aku gadis biasa
jatuh cinta, pernah
tergila gila, pernah juga
kagum dalam hati, pernah lah
ya aku taulah rasanya, tapi ya emang sampe situ aja
di lingkungan anak SMA, wajar kan menemukan banyak pasangan pasangan remaja?
aku juga melihat mereka, dan sedikit banyak mencoba meraba seperti apa rasanya
aku sangat bahagia melihat temanku bahagia dengan pacar mereka
wajah wajah ceria mereka, tawa mereka, menyenangkan.
tapi aku juga melihat dan tau rasa sakitnya waktu hubungan lagi nggak baik, atau bahkan waktu putus.
sakit liatnya. sengsara. bikin hidup nggak karuan. mengacaukan.
sebagai remaja biasa yang suka pengen nyoba hal hal baru
aku juga pernah pengen punya pacar
kehidupan remaja punya banyak warna yaa. .
aku sendiri mencoba banyak warna untuk membuat hidup lebih berarti
hahaha, percintaan, kisah mendayu biru remaja, dan pertautan hati.
belum , aku belum tau rasanya pacaran atau HTSan atau apalah sebutkan macam macam jenis hubungan.
tapi hey, aku gadis biasa
jatuh cinta, pernah
tergila gila, pernah juga
kagum dalam hati, pernah lah
ya aku taulah rasanya, tapi ya emang sampe situ aja
di lingkungan anak SMA, wajar kan menemukan banyak pasangan pasangan remaja?
aku juga melihat mereka, dan sedikit banyak mencoba meraba seperti apa rasanya
aku sangat bahagia melihat temanku bahagia dengan pacar mereka
wajah wajah ceria mereka, tawa mereka, menyenangkan.
tapi aku juga melihat dan tau rasa sakitnya waktu hubungan lagi nggak baik, atau bahkan waktu putus.
sakit liatnya. sengsara. bikin hidup nggak karuan. mengacaukan.
sebagai remaja biasa yang suka pengen nyoba hal hal baru
aku juga pernah pengen punya pacar
Wednesday, August 25, 2010
just for a moment
Nadhila nadhila nadhila nadhila nadhilaa....
Kembalilah.
Earth revolves, life evolve.
But can you at least keep the good habits for goodness?
Kembalilah.
somewhere in the lost track,
find way back, find it.
come back to where it is supposed to be.
stand on that punctual point.
than move on, move on
find the direction.
grab Him
hold Him
stay close to Him
move on.
come, come on, you can!
Kembalilah.
Earth revolves, life evolve.
But can you at least keep the good habits for goodness?
Kembalilah.
somewhere in the lost track,
find way back, find it.
come back to where it is supposed to be.
stand on that punctual point.
than move on, move on
find the direction.
grab Him
hold Him
stay close to Him
move on.
come, come on, you can!
Tuesday, August 24, 2010
Cerita tentang Mon frère. 私の兄. My Brother. Masku.
created : July 3rd 2010
Cuma berdua di rumah. Tadi sholat maghrib berjamaah, Mas yang jadi Imam. Muncul keinginan untuk menulis tentangnya. Dulu aku bilang aku akan cerita tentang kakak-kakakku kan? (baca Ma Soeur Mon Frere) Sekarang aku pengen cerita tentang kakak keduaku.
Hm mulai dari mana yaa? Aku kenal Mas dari 15 tahun yang lalu ketika dia udah 4 tahun hidup di dunia, jadi bingung mau nulis darimana.
Aku bukan si bungsu yang penurut, yang cling on my brother, apalagi sister complex. Aku bukan adik yang menyenangkan. Dicubit dikit, nangis. Dijailin dikit, nangis. Jadi bisa dibayangkan, kalo Masku lagi jail sama adik satu-satunya, aku pasti nangis. "Huh give me a break spoiled brat!” mungkin itu reaksiku kalo punya adik sepertiku. Yah, intinya aku bukan adik yang baik. Sehari-harinya aku bertengkar dan nangis sama dia. Hmmm.
Dan honestly, aku juga tidak merasa perhatian ke Masku. Sebenernya aku sayang, tapi aku nggak sadar kalo aku sayang, I'm sorry I was just so young and plain. Suatu saat pas Mas dan Mbakku pergi kemping 1 malam SD-nya (oh saya masih TK), aku kesepian dan tidur di kasur tingkat kami dengan memeluk semua bantal mereka. Kangeeen hehe.
Banyak saat yang isinya berantem sama dia, tapi kalo aku inget-inget lagi, banyak juga kok baik-baiknya. Nggak begitu banyak yang aku inget, oh I do regret it now. Karna biasanya aku kalo main sama Mas ujung-ujungnya aku nangis, jadi kalo aku udah mule ngakak ketawa-ketawa sama Mas, Ibu mule ngingetin “eh eh guyon guyon, nanti nangis” ya begitu deh pokoknya hahaha
Pas tinggal di Jogja:
Dulu dia dan Mbakku sempet bikin sekolah-sekolahan pas liburan TK, saking hopelessnya aku karna belum bisa baca tulis hitung. Dulu Mas ngajarin baca tulis deh kayaknya. Mas pernah manggil aku, nunjukin buku latian nulisku yang nggak beres aku isi, dan ngasi tau gimana cara latian nulis pake buku itu J, banyak lah.
Suatu hari aku Bapak dan Mas ke suatu tempat, Bapak ngajarin aku pake sepeda roda 2 dan akhirnya aku bisa bereuforia, muter-muter sendiri. Terus Bapak pulang duluan, kebelet kalo ga salah hahaha. Jadilah aku muter-muter sama Mas. Eh tiba-tiba di tikungan berpasir, aku yang amatir ini jatuh dan nangis kesakitan, luka-luka gitu. Mas dateng dan ngajak aku pulang. Aku inget sentuhannya, aku inget kepanikannya liat aku nangis keras. Mas nuntun sepedanya, aku nuntun sepedaku sambil nangis. Mas jalan di depan, sambil nengok ke belakang ngeliatin aku dan berusaha menenangkan dan bikin aku berhenti nangis. (Oh aku lupa ekspresinya, nyesel banget!). Akhirnya aku bisa juga pake sepeda mini-nya (dia punya sepeda baru yang lebih gede hehe). Terus waktu aku udah agak pro pake sepeda mini, aku pengen bisa sepeda yang lebih gede. Mas juga yang ngajarin pake sepedanya, aku inget dia megang sadel sepeda dan megangin aku hingga akhirnya aku bisa bersepeda :)
Monday, August 23, 2010
Karena Paskibra (SMA Negeri 1 Purwokerto) tidak seperti itu!
ibu saya lagi baca koran malam ini, lalu bilang "udah baca ini?" menunjuk artikel tentang perintah telanjang dari senior putri ke junior putri di Paskibra Prov. DKI Jakarta. Langsung saja, pandangan ibu saya ke Paskibra yang kebetulan jadi kegiatan saya di sekolah , langsung jelek dan beliau melarang saya ikut ikutan lagi, terutama acara menginapnya.
niat beliau baik "hanya karna 1 niat untuk jadi Paskibra atau apa, kamu bisa menyesal seumur hidup!"
ya, karena beliau mencintai saya dan ingin melindungi saya.
ya wajar, beliau ibu saya.
tapi Ibu,
saya belum dan insya Allah tidak akan pernah menyesal ikut Paskibra.
bahkan
saya benar benar akan menyesal SEUMUR HIDUP kalau saya nggak ikut Paskibra, kalau saya dilarang ikut Paskibra SMA Negeri 1 Purwokerto.
Kenapa? Karena saya tau dan paham bahwa Paskibra SMA N 1 Purwokerto tidak seperti itu, dan punya nilai baik yang banyak sekali.
Saya tau mana yang baik dan yang buruk, mana yang salah dan yang benar. Kalau Paskibra itu buruk, saya nggak akan ikut Bu. Saya bisa jamin nggak akan ada hal seperti di Jakarta itu, di organisasi saya, Bu, percaya saya.
well yah, itu background post ini hehe panjang yaa?
liat artikel ini kalau perlu tau lebih tentang apa yang sedang saya bicarakan
sedikit saja, komentar saya, pendapat saya tentang kejadian itu.
Ya, ya emang gitu faktanya, nggak bisa dibohongi, dan saya juga nggak mau membela mereka yang menggunakan posisi sebagai senior untuk melakukan hal-hal di luar batas. kasarnya: senior itu yang sok, nggak tau diri. emangnya kenapa kalo jadi senior? senior memang punya hak dan kewajiban "membina" junior, tapi tetep ada batasnya, tetep ada norma dan etikanya, tetep dalam aturan. nggak bisa seenaknya. dan perlu digarisbawahi, nggak semua Paskibra di Indonesia punya kejadian tidak senonoh seperti itu. bahkan mungkin cuma 1 kejadian di Jakarta aja.
dan yang penting lagi,
Paskibra yang jadi kegiatan saya di sekolah, Paskibra yang merupakan organisasi siswa pilihan saya sendiri, tidak seperti itu.
Paskibra SMA Negeri 1 Purwokerto yang saya cintai jauh lebih bermartabat daripada itu.
bisa dibuktikan. bisa dipastikan. silahkan saja.
------------------------------
saya bikin note itu di facebook saya.
tapi karna saya merasa lebih bebas menulis di blog, ya kopas deh kesini.
hm buat apa ada pembina? ya supervisi dong, buat memastikan semuanya berjalan sebagaimana mestinya.
lebih lanjut lagi
buat apa ada etika, ada norma? nggak usah jauh jauh, norma di masyarakat aja, Paskibra tetep megang norma kok.
Harus mematuhi norma, harus tetap dalam batasan.
sebagai salah 1 anggota Paskibra Sekolah di Indonesia, saya juga ikut malu karna kejadian itu
kenapa bisa ada yang seperti itu?
pertimbangan macam apa yang dipake sampe senior bisa mengeluarkan perintah seperti itu?
akal sehat, nalar, dan logika seperti apa yang membolehkan ada konsekuensi seperti itu?
intinya: saya tidak bisa menerima perintah senior semacam itu dengan nalar dan akal saya
saya juga nggak habis pikir, dimana inisiatif si junior yang "dilecehkan" itu? emangnya nggak boleh nolak? emangnya nggak bisa minta konsekuensi lain? kenapa mau aja? kalau si junior menolak perintah senior itu, dan bertahan untuk menjaga harkat martabatnya, menjaga nilai nilai etika kemanusiaan, ya harusnya nggak akan ada kejadian kaya gitu.
ini pandangan saya, pendapat saya.
Di Paskibra SMA Negeri 1 Purwokerto, kakak angkatan memang berhak "membina" adik angkatannya, biasanya dalam area kedisplinan, tanggung jawab, dan lain lain. kami punya beberapa kebiasaan:
1.) menetapkan aturan dengan konsekuensi yang sudah disepakati apabila terjadi pelanggaran dengan memperhatikan keadaan dan kesanggupan adik angkatan. misal, terlambat 1 menit, 5 kali push-up. kalau si adik angkatan tidak bisa menerima konsekuensi itu, boleh menolak asal ada alasan logis dan punya konsekuensi lain yang bisa diterima.
2.) ketika terjadi pelanggaran, langsung diberi konsekuensi. apabila konsekuensi tidak bisa diterima atau adik angkatan merasa tidak sanggup, adik angkatan harus mau berinisiatif untuk bilang kalau konsekuensi itu tidak bisa dijalankan dengan alasan tertentu, dan konsekuensi bisa diganti menjadi konsekuensi lain yang lebih pantas. jadi ya saya akui kadang kakak angkatan sengaja memberi konsekuensi yang agak aneh dan berlebihan, tapi menurut saya hal itu bertujuan untuk membiasakan inisiatif dan penggunaan akal dan nalar dalam segala hal. tapi perlu digarisbawahi, separah-parahnya konsekuensi yang mungkin kakak angkatan berikan, tetap mempertimbangkan banyak hal, termasuk memperhatikan norma dan etika.
dan saya kira Paskibra-Paskibra di Indonesia mempunyai kebiasaan yang sama, sama-sama bertujuan baik dengan tetap memegang aturan, norma, etika, dan tetap dalam batasan yang bisa diterima.
dan saya kira Paskibra-Paskibra di Indonesia mempunyai kebiasaan yang sama, sama-sama bertujuan baik dengan tetap memegang aturan, norma, etika, dan tetap dalam batasan yang bisa diterima.
mudah-mudahan pandangan masyarakat pada Paskibra nggak jadi buruk ya karena 1 kejadian di Jakarta itu.
Karna percayalah, sesungguhnya Paskibra di Indonesia tidak seperti itu.
Thursday, August 19, 2010
Sedikit merenungi: Cinta Bangsa? Buktikan!
Tidak mampu sewa mobil jenazah, Ayah nenggendong mayat anaknya sejauh 10 Km
penumpang kereta rel listrik (krl) jurusan jakarta – bogor pun geger.minggu (5/6).
Sebab, mereka tahu bahwa seorang pemulung bernama Supriono (38 thn) tengah menggendong mayat anak, Khaerunisa (3 thn). Supriono akan memakamkan si kecil di kampung kramat, bogor dengan menggunakan jasa krl. Tapi di stasiun tebet, supriono dipaksa turun dari kereta, lantas dibawa ke kantor polisi karena dicurigai si anak adalah korban kejahatan. Tapi di kantor polisi, supriono mengatakan si anak tewas karena penyakit muntaber. Polisi belum langsung percaya dan memaksa supriono membawa jenazah itu ke rscm untuk diautopsi. Di rscm, supriono menjelaskan bahwa khaerunisa sudah empat hari terserang muntaber. Dia sudah membawa khaerunisa untuk berobat ke puskesmas kecamatan setiabudi.
"Saya hanya sekali bawa khaerunisa kepuskesmas, saya tidak punya uang untuk membawanya lagi ke puskesmas,meski biaya hanya rp 4.000,- saya hanya pemulung kardus, gelas danbotol plastik yang penghasilannya hanya rp 10.000,- per hari." Ujar bapak 2 anak yang mengaku tinggal di kolong perlintasan rel ka di cikini itu.
Supriono hanya bisa berharap khaerunisa sembuh dengan sendirinya. Selama sakit khaerunisa terkadang masih mengikuti ayah dan
kakaknya,muriski saleh (6 thn), untuk memulung kardus di manggarai hingga salemba, meski hanya terbaring digerobak ayahnya. Karena tidak kuasa melawan penyakitnya, akhirnya khaerunisa menghembuskan nafas terakhirnya pada minggu (5/6) pukul 07.00. Khaerunisa meninggal di depan sang ayah, dengan terbaring di dalam gerobak yang kotor itu, di sela-sela kardus yang bau. Tak ada siapa-siapa, kecuali sang bapak dan kakaknya.
Supriono dan muriski termangu. Uang di saku tinggal rp 6.000,- tak mungkin cukup beli kain kafan untuk membungkus mayat si kecil dengan layak, apalagi sampai harus menyewa ambulans. Khaerunisa masih terbaring di gerobak. Supriono mengajak musriki berjalan menyorong gerobak berisikan mayat itu dari manggarai hingga ke stasiun tebet, supriono berniat menguburkan anaknya di kampong pemulung di kramat, bogor. Ia berharap di sana mendapatkan bantuan dari sesama pemulung.
Pukul 10.00 yang mulai terik, gerobak mayat itu tiba di stasiun tebet.Yang tersisa hanyalah sarung kucel yang kemudian dipakai membungkus jenazah si kecil. Kepala mayat anak yang dicinta itu dibiarkan terbuka, biar orang tak tahu kalau khaerunisa sudah menghadap sang khalik. Dengan menggandeng si sulung yang berusia 6 thn, supriono menggendong khaerunisa menuju stasiun. Ketika krl jurusan bogor datang, tiba-tiba seorang pedagang menghampiri supriono dan menanyakan anaknya. Lalu dijelaskan oleh supriono bahwa anaknya telah meninggal dan akan dibawake bogor. spontan penumpang krl yang mendengar penjelasan supriono langsung berkerumun dan supriono langsung dibawa ke kantor polisi tebet.
Polisi menyuruh agar supriono membawa anaknya ke rscm dengan menumpang ambulans hitam. Supriono ngotot meminta agar mayat anaknya bisa segera dimakamkan.Tapi dia hanya bisa tersandar di tembok ketika menantikan surat permintaan pulang dari rscm. Sambil memandangi mayat khaerunisa yang terbujur kaku. Hingga saat itu muriski sang kakak yang belum mengerti kalau adiknya telah meninggal masih terus bermain sambil sesekali memegang tubuh adiknya.
Pukul 16.00, akhirnya petugas rscm mengeluarkan surat tersebut, lagi-lagi karena tidak punya uang untuk menyewa ambulans, supriono harus berjalan kaki menggendong mayat khaerunisa dengan kain sarung sambil menggandeng tangan muriski. Beberapa warga yang iba memberikan uang sekadarnya untuk ongkos perjalanan ke bogor. Para pedagang di rscm juga memberikan air minum kemasan untuk bekal supriono dan muriski di perjalanan.
Psikolog sartono mukadis menangis mendengar cerita ini dan mengaku benar-benar terpukul dengan peristiwa yang sangat tragis tersebut karena masyarakat dan aparat pemerintah saat ini sudah tidak lagi peduli terhadap sesama. Peristiwa itu adalah dosa masyarakat yang seharusnya kita bertanggung jawab untuk mengurus jenazah khaerunisa.
Jangan bilang keluarga supriono tidak memiliki ktp atau kk atau bahkan tempat tinggal dan alamat tetap. Ini merupakan tamparan untuk bangsa Indonesia, ujarnya
*repost, asal : kfacebook, dari kaskus*
___________________________________________________________________________________________________________
Satu tragedi di tengah hiruk pikuk bangsa:
-pemerintah sibuk sendiri untuk ini itu , maaf, nggak jelas hasilnya dan efeknya apa, lupa diri dan lupa tanggung jawab terhadap bangsa.
-masyarakat juga mulai egois dan memikirkan diri sendiri, kepentingan kelompok, dan nggak mau tau lagi apa yang ada di sekitar, sebodo teuing lah, masa bodoh. kalopun tau, ya diem aja nggak ngapa-ngapain. *saya juga, cuma bisa kritik tapi nggak ada gerakan nyatanya*
yakin kisah supriono hanya satu di Indonesia yang sedemikian luas?
Masalah kemiskinan sudah jadi luka busuk yang mulai menimbulkan banyak infeksi dan sumber masalah masalah lain, besar kemungkinan ada orang orang lain bernasib seperti supriono di tanah air kita.
Tuesday, August 03, 2010
do more, get more - simple
kenapa takut berbuat banyak?
kenapa malas beraktivitas lebih?
kenapa enggan menghabiskan banyak waktu untuk banyak kegiatan?
Ini pendapatku. Ini pandanganku.
aku setuju, Experience is the best teacher.
semakin banyak yang dilakukan, pasti semakin banyak yang didapat.
mungkin nggak semua kegiatan memberi dampak langsung,
tapi aku percaya, pengalaman itu harta jiwa, harta diri.
ngga usah muluk-muluk pengen dapet ini, pengen jadi begini,
cukup pengalaman aja, itu udah luarbiasa.
kenapa pengalaman itu penting?
kenapa pengorbanan dan kerja keras harus dilakukan demi dia?
kenapa malas beraktivitas lebih?
kenapa enggan menghabiskan banyak waktu untuk banyak kegiatan?
Ini pendapatku. Ini pandanganku.
aku setuju, Experience is the best teacher.
semakin banyak yang dilakukan, pasti semakin banyak yang didapat.
mungkin nggak semua kegiatan memberi dampak langsung,
tapi aku percaya, pengalaman itu harta jiwa, harta diri.
ngga usah muluk-muluk pengen dapet ini, pengen jadi begini,
cukup pengalaman aja, itu udah luarbiasa.
kenapa pengalaman itu penting?
kenapa pengorbanan dan kerja keras harus dilakukan demi dia?
Monday, August 02, 2010
abadilah. jayalah!
sudah kembali. sudah lengkap. sudah menyatu.
UTUH!
cinta kalian, saudaraku, sungguh.
ikat rekat-rekat, pegang erat-erat, jaga kuat-kuat.
kompakkan. solidkan. pertahankan.
mulai lagi dari titik yang sama, bersama sama.
hembuskan helaan, satukan irama
degupkan denyutnya, satukan jiwa
ulurkan tangan, jalin genggaman, rasakan .
tangguhkan ikatan
setiakan kepercayaan.
yakinlah akan kita
bersatulah seeratnya
majulah, bersama
lihat jalan masih panjang
tatap mata jiwa
satukan mata hati
melangkahlah
majulah, bersama
jika esok aral menghadang
bertahanlah. kuatlah.
tetap genggam jalinan
tatap lurus ke depan
majulah, bersama kita
jika kelak temukan hambatan
Subscribe to:
Posts (Atom)